Memperkuat Komitmen Kebangsaan
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Yak rekan rekan ketemu lagi nih sama Rekan SMP setelah 1 Minggu aku ga Upload apa apa. Nah kali ini Rekan SMP akan Membahas tentang Materi Kelas 8 PKn yaitu Memperkuat Komitmen Kebangsaan. Nah buat kalian yang kelas 8 langsung aja nih simak pembahasan di bawah ini. Oh ya Rekan juga boleh Copas secara bebas di Rekan SMP.
Yak rekan rekan ketemu lagi nih sama Rekan SMP setelah 1 Minggu aku ga Upload apa apa. Nah kali ini Rekan SMP akan Membahas tentang Materi Kelas 8 PKn yaitu Memperkuat Komitmen Kebangsaan. Nah buat kalian yang kelas 8 langsung aja nih simak pembahasan di bawah ini. Oh ya Rekan juga boleh Copas secara bebas di Rekan SMP.
Sebuah bangsa akan tumbuh menjadi
bangsa yang besar dan terhormat apabila memiliki nilai–nilai, semangat, dan
komitmen kebangsaan yang tinggi. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan
memiliki potensi serta kapasitas untuk menjadi bangsa yang bersatu dan maju.
Kita semua mencintai bangsa ini.
Kita juga memiliki harapan agar bangsa ini menjadi bangsa yang modern, maju,
mandiri, dan demokratis. Untuk mewujudkannya, terdapat tantangan yang banyak.
Namun, kita yakin dengan kesadaran, semangat, dan komitmen yang tinggi, kita
dapat mengatasi semua itu. Untuk menanamkan sikap semangat dan komitmen
kebangsaan ini.
Memperkuat Komitmen Kebangsaan:
Semangat dan Komitmen Kebangsaan Pendiri Negara
Soekarno mengulas pemikiran bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah takdir. Hal ini terungkap
dalam pidato Soekarno tanggal 1 Juni 1945, yaitu sebagai berikut.
”Allah S.W.T membuat peta dunia,
menyusun peta dunia. Kalau kita melihat peta dunia, kita dapat menunjukkan di
mana ”kesatuan-kesatuan” di situ. Seorang anak kecil pun -jikalau ia melihat
peta dunia-ia dapat menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu
kesatuan. Pada peta itu, dapat ditunjukkan satu kesatuan gerombolan pulau-pulau
di antara 2 lautan yang besar, Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, dan di antara
2 benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Seorang anak kecil dapat
mengatakan, bahwa pulau-pulau Jawa, Sumatera, Borneo, Selebes, Halmahera,
Kepulauan Sunda Kecil, Maluku dan lain-lain pulau kecil di antaranya, adalah
satu kesatuan. Demikan pula tiap-tiap anak kecil dapat melihat pada peta bumi,
bahwa pulau-pulau Nippon yang membentang pada pinggir timur Benua Asia sebagai
golfbreker atau penghadang gelombang Lautan Pasifik, adalah satu kesatuan.
Anak kecil pun dapat melihat, bahwa
tanah India adalah satu kesatuan di Asia Selatan, dibatasi oleh Lautan Hindia
yang luas dan Gunung Himalaya. Seorang anak kecil pula dapat mengatakan, bahwa
kepulauan Inggris adalah satu kesatuan.
Griekenland atau Yunani dapat
ditunjukkan sebagai satu kesatuan pula. Itu ditaruhkan oleh Allah S.W.T
demikian rupa. Bukan Sparta saja, bukan Athena saja, bukan Macedonia saja,
tetapi Sparta plus Athena plus Macedonia plus daerah Yunani yang lain-lain
-segenap kepulauan Yunaniadalah satu kesatuan.
Maka manakah yang dinamakan tanah
tumpah darah kita, tanah air kita? Menurut geopolitik, maka Indonesialah tanah
air kita. Indonesia yang bulat-bukan Jawa saja, bukan Sumatera saja, atau
Borneo saja, atau Selebes saja, atau Ambon saja, atau Maluku saja, tetapi
segenap kepulauan yang ditunjuk oleh Allah S.W.T menjadi suatu kesatuan antara
dua benua dan dua samudera-itulah tanah air kita!
Maka jikalau saya ingat perhubungan
antara orang dan tempatantara rakyat dan buminya-maka tidak cukuplah definisi
yang dikatakan Ernest Renan dan Otto Bauer itu. Tidak cukup le desir d’etre
ensemble, tidak cukup definisi Otto Bauer aus Schiksalsgemeinschaft erwachsene
Charaktergemeinschaft itu.
Maaf, Saudara-saudara, saya
mengambil contoh Minangkabau. Di antara bangsa Indonesia, yang paling ada le
desir d’etre ensemble adalah rakyat Minangkabau, yang banyaknya kira-kira 2
milyun.Rakyat ini merasa dirinya satu keluarga. Tetapi Minangkabau bukan satu
kesatuan, melainkan hanya satu bagian kecil dari satu kesatuan! Penduduk Yogya
pun adalah merasa le desir d’etre ensemble, tetapi Yogya pun hanya satu
bahagian kecil dari satu kesatuan. Di Jawa Barat rakyat Pasundan sangat
merasakan le desir d’etre ensemble, tetapi Sunda pun hanya satu bagian kecil
dari satu kesatuan.
Pendek kata, bangsa Indonesia -Natie
Indonesia-bukanlah sekadar contoh satu golongan orang yang hidup dengan le
desir d’etre ensemble di atas daerah yang kecil seperti Minangkabau, atau
Madura, atau Yogya, atau Sunda, atau Bugis, tetapi bangsa Indonesia ialah seluruh
manusia-manusia yang menurut geopolitik, yang telah ditentukan oleh Allah SWT,
tinggal di kesatuannya semua pulau-pulau Indonesia dari ujung Utara Sumatera
sampai ke Irian! Seluruhnya! Karena antara 70.000.000 ini sudah ada le desir
d’etre ensemble, sudah terjadi Charaktergemeinschaft! Natie Indonesia, bangsa
Indonesia, umat Indonesia jumlah orangnya adalah 70.000.000, tetapi 70.000.000
yang telah menjadi satu, satu, sekali lagi satu!
Ke sinilah kita semua harus menuju:
Mendirikan satu Nationale Staat, di atas kesatuan bumi Indonesia dari ujung
Sumatera sampai ke Irian. Saya yakin tidak ada satu golongan di antara
Tuan-tuan yang tidak mufakat, baik Islam maupun golongan yang dinamakan
”golongan kebangsaan”. Ke sinilah kita harus menuju semuanya.
Yak sekian dulu pembahasan dari Rekan SMP, aku harap ini membantu rekan, dan jangan lupa berlangganan atau follow blog ini.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Komentar
Posting Komentar