Balada Raka Chapter 1
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Selamat datang kembali di Rekan SMP, kali ini aku mau sedikit buat cerita pendek nih, karena ada tugas truss sekalian aku posting. Nah cerpen ku ada 3 bagian ini bagian yang pertama. Buat kalian yang mau copy karena ada tugas, aku ijinkan. Oke langsung aja ke ceritanya...
Sebut saja Raka, seorang pemuda mantan orang kaya dengan sisa baju parlentenya, tetap tak bisa meninggalkan cara berpakaiannya. Maklum, sedari kecil sudah terbiasa berbusana rapi dan trendy, lengkap dengan aksesoris sepatu atau sandal yang selalu up to date berikut sesekali kacamata hitam yang membuatnya tampak semakin tampan dan topi bermerk sport ternama tak ketinggalan ia kenakan. Belum lagi tongkrongannya mobil atau Motor Besar (MoGe) yang mentereng khas pemuda kelas atas..
Keterpurukan ekonomi yang kini melanda hidupnya dan membuatnya jatuh miskin hingga hartanya tak bersisa, tak sedikitpun mengubah stylistnya yang memang rapi dan parlente.
Ya, walaupun kini ia lebih banyak memakai kaos 'tidur' dan satu-satunya sandal kulit mahal andalannya, tetap saja sekilas orang tak percaya jika kini ia telah menjadi orang yang miskin bahkan lebih miskin dari tetangganya yang miskin...
Terkadang ia sendiri mengalami kesulitan ketika harus berhadapan dengan masyarakat luas dan orang-orang di sekitarnya yang tak mengetahui bahwa dirinya kini telah jatuh miskin.
Sebuah peran yang begitu luar biasa susahnya harus ia lakoni, menjadi mantan orang kaya. Berbagai cara ia lakukan untuk memantaskan diri menjadi orang miskin...
Namun suatu hari ia bertanya kepada rumput ilalang tempat ia duduk merenung. Sesungguhnya apakah kaya itu dan apakah miskin itu?
Belum sempat ia temukan jawabannya,
Kemudian tiba-tiba datang pemulung renta yang ikut beringsut duduk di sebelahnya sambil tak lupa tetap meminta ijin duduk di sebelahnya..
"Nak, bole aki duduk di sini?"
Raka si pemuda itu, sambil menyunggingkan senyum tipis yang manis mempersilahkan pemulung renta itu duduk di sampingnya.
Sejenak ia tertegun dan membatin.. "Biasanya pemulung itu kan bau dan kotor, tapi aki yang satu ini lain.. Meski bajunya tampak lusuh namun tak kumal bahkan rapi malah tercium samar-samar aroma wangi minyak gaharu yang sering dipakai dalam majelis-majelis sholawat.."
Tanpa ia sadari ternyata pemulung renta itu diam-diam memperhatikannya. Dan mulailah ia membuka obrolan dengan Raka, "Nak, siapa namamu? Dan kalau boleh aki tau, mengapa kau duduk termenung sendirian di sini sudah semenjak matahari terbit tadi? Sepertinya engkau menyimpan kegundahan yang begitu besar nak.."
Raka agak kaget juga ketika suara aki itu membuyarkan lamunannya.
"Eh, iya ki nama saya Raka sambil menjabat erat tangan pemulung itu dan mencium tangannya yang kasar itu, hmm harum batin Raka.."
Oke, cerpen Balada Raka sampe sini dulu tunggu Chapter ke-2nya
Selamat datang kembali di Rekan SMP, kali ini aku mau sedikit buat cerita pendek nih, karena ada tugas truss sekalian aku posting. Nah cerpen ku ada 3 bagian ini bagian yang pertama. Buat kalian yang mau copy karena ada tugas, aku ijinkan. Oke langsung aja ke ceritanya...
Sebut saja Raka, seorang pemuda mantan orang kaya dengan sisa baju parlentenya, tetap tak bisa meninggalkan cara berpakaiannya. Maklum, sedari kecil sudah terbiasa berbusana rapi dan trendy, lengkap dengan aksesoris sepatu atau sandal yang selalu up to date berikut sesekali kacamata hitam yang membuatnya tampak semakin tampan dan topi bermerk sport ternama tak ketinggalan ia kenakan. Belum lagi tongkrongannya mobil atau Motor Besar (MoGe) yang mentereng khas pemuda kelas atas..
Keterpurukan ekonomi yang kini melanda hidupnya dan membuatnya jatuh miskin hingga hartanya tak bersisa, tak sedikitpun mengubah stylistnya yang memang rapi dan parlente.
Ya, walaupun kini ia lebih banyak memakai kaos 'tidur' dan satu-satunya sandal kulit mahal andalannya, tetap saja sekilas orang tak percaya jika kini ia telah menjadi orang yang miskin bahkan lebih miskin dari tetangganya yang miskin...
Terkadang ia sendiri mengalami kesulitan ketika harus berhadapan dengan masyarakat luas dan orang-orang di sekitarnya yang tak mengetahui bahwa dirinya kini telah jatuh miskin.
Sebuah peran yang begitu luar biasa susahnya harus ia lakoni, menjadi mantan orang kaya. Berbagai cara ia lakukan untuk memantaskan diri menjadi orang miskin...
Namun suatu hari ia bertanya kepada rumput ilalang tempat ia duduk merenung. Sesungguhnya apakah kaya itu dan apakah miskin itu?
Belum sempat ia temukan jawabannya,
Kemudian tiba-tiba datang pemulung renta yang ikut beringsut duduk di sebelahnya sambil tak lupa tetap meminta ijin duduk di sebelahnya..
"Nak, bole aki duduk di sini?"
Raka si pemuda itu, sambil menyunggingkan senyum tipis yang manis mempersilahkan pemulung renta itu duduk di sampingnya.
Sejenak ia tertegun dan membatin.. "Biasanya pemulung itu kan bau dan kotor, tapi aki yang satu ini lain.. Meski bajunya tampak lusuh namun tak kumal bahkan rapi malah tercium samar-samar aroma wangi minyak gaharu yang sering dipakai dalam majelis-majelis sholawat.."
Tanpa ia sadari ternyata pemulung renta itu diam-diam memperhatikannya. Dan mulailah ia membuka obrolan dengan Raka, "Nak, siapa namamu? Dan kalau boleh aki tau, mengapa kau duduk termenung sendirian di sini sudah semenjak matahari terbit tadi? Sepertinya engkau menyimpan kegundahan yang begitu besar nak.."
Raka agak kaget juga ketika suara aki itu membuyarkan lamunannya.
"Eh, iya ki nama saya Raka sambil menjabat erat tangan pemulung itu dan mencium tangannya yang kasar itu, hmm harum batin Raka.."
Oke, cerpen Balada Raka sampe sini dulu tunggu Chapter ke-2nya
Komentar
Posting Komentar